Polisi Periksa Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72 Pekan Depan

Jakarta, TabelMedia.comPihak Polda Metro Jaya menyatakan bakal memeriksa siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 pada pekan depan, setelah kondisi psikis pelaku nilai mulai membaik. Insiden ledakan terjadi pada Jumat (7/11/2025) di masjid sekolah saat jamaah tengah menjalankan salat Jumat dan menimbulkan korban luka serta kepanikan di lingkungan sekolah.

Informasi awal dari penyelidikan mengungkap bahwa pelaku adalah seorang siswa aktif di SMAN 72, berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH). Polisi menegaskan bahwa tindakan ini lakukan mandiri oleh siswa tersebut, dan tidak terkait jaringan terorisme. Saat ini, penyidik juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan bahan peledak dari rumah pelaku.

🔍 Kronologi & Fakta Awal

Menurut hasil olah TKP, tim forensik menemukan bahwa pelaku membawa tas ganda yakni tas sekolah dan tas jinjing saat tiba di sekolah. Tas-tas tersebut diduga membawa bahan peledak. Dari analisa lebih lanjut, ditemukan bahwa bahan peledak di rumah pelaku cocok dengan bahan yang gunakan di lokasi ledakan. Pihak kepolisian dan tim keamanan langsung mengevakuasi korban dan melakukan sterilisasi lokasi.

Lautan korban luka sebagian siswa dan jamaah sempat rawat di rumah sakit, sementara proses identifikasi dan penyidikan terus berjalan. Penting untuk dicatat bahwa meskipun ledakan terjadi di tempat ibadah masjid sekolah otoritas menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan karena motif agama atau anti-agama. Pelaku anggap bertindak sendirian atas dasar dorongan pribadi, bukan lantaran kelompok ekstrem atau ideologi.

📆 Tahap Pemeriksaan & Implikasi Hukum

Siswa terduga kini telah pindahkan ke rumah aman; pihak berwenang menunggu kondisi psikisnya stabil sebelum memanggil untuk pemeriksaan. Pemeriksaan jadwalkan pekan depan, asalkan rekomendasi tim medis dan psikolog mendukung. Sementara itu, penyidik sudah memeriksa teman sekolah dan orang tua pelaku, serta saksi lain untuk melengkapi rangkaian fakta. Bila terbukti, siswa itu bisa jerat dengan hukum sesuai dengan regulasi anak berhadapan dengan hukum mengingat statusnya sebagai ABH.

Publik dan komunitas sekolah tentu terus mengikuti perkembangan kasus ini, sambil menunggu hasil pemeriksaan komprehensif dari kepolisian. Kejadian di SMAN 72 menjadi pengingat keras bahwa tekanan sosial, mental, dan lingkungan di sekolah tidak bisa anggap enteng dan bila biarkan, bisa memicu tragedi besar. Semoga proses hukum berlangsung adil, korban mendapatkan pemulihan, dan dunia pendidikan mengambil pelajaran penting dari peristiwa ini.

By admin