Jakarta, TabelMedia.com – Kendari, Sulawesi Tenggara Kejadian tragis yang mengguncang Kota Kendari. Yakni tewasnya seorang anggota polisi dalam insiden penikaman yang terjadi pada Jumat malam (13/11), kini mulai menemui titik terang. Tim Jatanras (Jakarta Timur) Polresta Kendari berhasil membongkar fakta mengejutkan terkait pelaku penikaman yang selama ini hanya dikenal sebagai sosok biasa.
Peristiwa penikaman terjadi sekitar pukul 22.30 WITA di sebuah warung kopi yang terletak di pusat Kota Kendari. Anggota Polsek Baruga, Bripka M. Irfan, yang sedang melaksanakan tugas patroli, mendatangi lokasi tersebut setelah mendapat laporan adanya keributan. Tanpa duga, saat mencoba meredakan ketegangan, seorang pria tiba-tiba menusukkan senjata tajam ke bagian dada Bripka Irfan.
Meskipun sempat larikan ke rumah sakit terdekat, nyawa Bripka Irfan tidak dapat tertolong. Kejadian ini membuat heboh masyarakat Kendari, terutama karena korban adalah seorang polisi yang kenal baik di kalangan masyarakat.
Fakta Mengejutkan Terungkap
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan pengintaian intensif, Tim Jatanras Polresta Kendari berhasil menangkap pelaku penikaman, yang ketahui berinisial R (35). R tidak hanya seorang warga biasa, melainkan ternyata memiliki latar belakang yang cukup mengejutkan.
Menurut informasi yang himpun oleh polisi, R ternyata merupakan mantan anggota kelompok teroris yang pernah bergabung dengan jaringan ekstremis internasional. Ia laporkan sempat bergabung dalam pelatihan militer di luar negeri, namun pada tahun 2017, ia secara resmi keluar dari kelompok tersebut dan kembali ke Kendari untuk hidup sebagai warga sipil.
Namun, meskipun telah keluar dari kelompok radikal, R diduga masih menyimpan dendam pribadi terhadap aparat penegak hukum, termasuk anggota polisi. Polisi menduga, penikaman ini merupakan bagian dari niat balas dendam terhadap masa lalunya yang kelam dan keterlibatannya dalam jaringan teroris tersebut.
Motif Dendam Berdarah
Keterangan dari penyidik menyebutkan bahwa sebelum kejadian tersebut, R ketahui sering terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dan perkelahian dengan warga sekitar. Namun, polisi masih berusaha menggali lebih dalam terkait hubungan langsung R dengan kelompok teroris yang pernah ia ikuti.
“Kami masih mendalami apakah ada kaitannya antara tindakan ini dengan ideologi ekstremis yang pernah ikuti pelaku. Namun yang pasti, pelaku memiliki motif pribadi yang kuat, terutama terkait dengan penindakan aparat kepolisian terhadap kelompok yang pernah ia ikuti,” ujar Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Rudi Hartono.
Pihak kepolisian juga mengungkapkan bahwa R sempat terlibat dalam peristiwa terorisme di luar negeri dan sempat menjalani rehabilitasi di salah satu lembaga deradikalisasi. Namun, selama ini ia tampak hidup sebagai warga biasa tanpa menimbulkan kecurigaan.
Aksi Polisi Mengungkap Jaringan Terorisme
Penangkapan R ini tidak hanya mengungkap identitas pelaku penikaman, namun juga membuka peluang untuk membongkar jaringan terorisme yang lebih luas di wilayah Sulawesi Tenggara. Polisi kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah R masih terhubung dengan kelompok ekstremis lain atau hanya bertindak atas dorongan pribadi.
“Tindakan ini membuka mata kita bahwa ancaman terorisme masih ada di sekitar kita, meskipun pelaku sudah keluar dari kelompok tersebut. Kami akan terus memantau perkembangan dan menggali informasi lebih dalam untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” kata Kapolresta Kendari, Kombes Pol Sigit Wibowo.
Warga Kendari Mengutuk Tindakan Brutal
Sementara itu, insiden penikaman ini mendapat kecaman keras dari berbagai kalangan, baik dari masyarakat Kendari maupun dari rekan-rekan sejawat Bripka Irfan. Warga mengungkapkan rasa duka mendalam atas kehilangan anggota polisi yang mereka anggap sebagai pelindung mereka. Sebagian besar warga berharap pihak kepolisian segera memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku.
“Ini sangat mengejutkan, apalagi pelaku ternyata memiliki latar belakang seperti itu. Kami berharap pelaku mendapatkan hukuman yang berat,” ujar salah satu warga Kendari, Amir.
Kejadian tragis ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi ancaman yang bisa datang dari siapa saja, bahkan dari orang-orang yang pernah berinteraksi dengan kelompok ekstremis. Polisi akan terus menggali lebih dalam terkait latar belakang pelaku dan dampak dari tindakannya terhadap keamanan di daerah tersebut. Sementara itu, keluarga korban dan masyarakat Kendari berharap agar keadilan segera tegakkan, dan agar tidak ada lagi korban jatuh akibat tindakan kekerasan serupa.