Jakarta, TabelMedia.com – Menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah proaktif untuk menstabilkan harga pangan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dalam rapat bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Prabowo meminta agar penggunaan telur ayam dalam menu MBG kurangi sementara dan gantikan dengan daging sapi atau telur puyuh.
Alasan di Balik Pergantian Menu
Langkah ini bukan sekadar perubahan menu tetapi strategi antisipatif terhadap lonjakan harga pangan. Menurut Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, Prabowo khawatir permintaan telur ayam akan meningkat menjelang Nataru, yang bisa mendorong inflasi.
“Mungkin telur untuk anak-anak kita kurangi, tapi ganti daging sapi, ganti telur puyuh,” kata Nanik menirukan pesan Presiden.
BGN juga mencermati sinyal awal kenaikan harga di lapangan, terutama produk ayam, telur, dan buah.
Strategi Jangka Panjang & Ketahanan Pangan
Tidak hanya solusi jangka pendek, pemerintah juga memperkuat strategi kemandirian pangan agar program. MBG dapat berjalan tanpa menekan pasokan nasional secara berlebihan. Beberapa langkah yang ambil:
- Penguatan produksi susu: Pemerintah menyiapkan pembangunan peternakan sapi perah yang dapat menghasilkan sekitar 3 juta liter susu per hari.
- Diversifikasi komoditas: Selain meninjau ulang penggunaan telur. BGN akan memperluas kolaborasi dengan TNI dan koperasi untuk menanam sayur dan beternak di tingkat lokal.
- Pemanfaatan lahan lokal: Pemerintah mendorong pemanfaatan lahan. RT/RW melalui kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri agar suplai pangan lokal lebih mandiri.
Risiko Inflasi jika Tidak Diantisipasi
Data historis dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa tingginya permintaan telur menjelang Nataru memang bisa memicu lonjakan harga. Tanpa intervensi, program MBG justru bisa memperparah tekanan harga di pasar, terutama saat pasokan telur ayam menipis dan permintaan melonjak.
- Ketersediaan alternatif: Mengganti telur ayam dengan telur puyuh atau daging sapi berarti pemerintah harus menjamin pasokan kedua komoditas tersebut cukup stabil.
- Distribusi dan rantai pasok: Untuk memastikan menu MBG tetap bergizi dan terjangkau, logistik dan rantai pasok perlu kelola dengan baik agar tidak menyebabkan pemborosan atau kekurangan.
- Penerimaan sekolah: Perubahan menu harus jalankan dengan edukasi agar pihak sekolah dan penerima MBG bisa memahami alasan di balik substitusi bahan pangan.
Arahan Presiden Prabowo untuk mengganti sebagian penggunaan telur ayam dalam menu. MBG adalah langkah strategis demi menjaga stabilitas harga pangan menjelang liburan Nataru. Selain menekan potensi inflasi, kebijakan ini juga mendorong upaya jangka panjang menuju kemandirian pangan. Namun, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah menjaga pasokan alternatif seperti telur puyuh dan daging sapi serta efisiensi rantai distribusi program MBG.