Jakarta, TabelMedia.com — Kulon Progo Seorang pria asal Kulon Progo mengalami pengalaman traumatis setelah sekap dan disiksa oleh sindikat scammer internasional di Kamboja. Korban, yang identitasnya disamarkan demi keamanan, mengaku paksa bekerja sebagai operator penipuan online dan mendapatkan perlakuan kejam selama berbulan-bulan.
Cerita kelam itu bermula ketika korban menerima tawaran pekerjaan melalui media sosial. Ia janjikan posisi sebagai staf pemasaran digital dengan gaji besar di luar negeri. Namun sesampainya di Kamboja, ia langsung sergap dan bawa ke sebuah gedung yang jaga ketat.
“Paspor langsung ambil. Saya tidak boleh keluar. Baru sadar kalau ini jebakan,” ujarnya.
Dipaksa Menipu, Dipukuli Bila Tak Capai Target
Di tempat tersebut, korban paksa bekerja selama 12–16 jam per hari. Tugasnya adalah menghubungi korban-korban potensial untuk penipuan investasi dan perjudian online. Jika target tidak tercapai, para pekerja akan siksa.
“Saya pukuli tiga kali seminggu. Kadang pakai tongkat, kadang pakai kabel listrik,” ucapnya.
“Kalau menolak, mereka ancam mau jual ke kelompok lain yang lebih kejam.”
Upaya Kabur yang Nyaris Mengorbankan Nyawa
Korban sempat mencoba kabur dengan melompat dari lantai dua, namun tertangkap kembali. Akibatnya, ia kembali aniaya dan kurung dalam ruangan gelap selama beberapa hari.
“Telinga saya sempat berdarah dan mata lebam. Tapi saya tetap paksa bekerja,” kenangnya.
Selamatkan Melalui Operasi Bersama
Nasib korban akhirnya berubah setelah aparat Indonesia bekerja sama dengan otoritas Kamboja melakukan operasi penyelamatan pekerja migran ilegal. Ia berhasil evakuasi bersama puluhan WNI lainnya.
“Saya pikir tidak akan pulang lagi. Waktu lihat bendera Indonesia di lokasi penyelamatan, rasanya seperti mimpi,” tuturnya terbata.
Meningkatnya Modus Perekrutan Sindikat Scammer
Kasus ini menambah panjang daftar warga Indonesia yang menjadi korban sindikat penipuan internasional. Tawaran kerja yang tampak legal namun menyesatkan kerap menjadi pintu masuk mereka untuk memperdagangkan manusia secara terselubung.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap lowongan kerja luar negeri dengan gaji yang tidak wajar, terutama yang tidak melalui jalur resmi.
Kini, pria Kulon Progo tersebut menjalani pemulihan psikologis dan medis. Meski luka fisiknya mulai membaik, kenangan penyiksaan itu masih membayang.
“Saya hanya ingin hidup normal lagi,” katanya lirih.
“Saya berharap tidak ada lagi yang mengalami seperti saya.”